Efek dari “intermittent fasting” terhadap risiko penyakit jantung
Intermittent fasting atau puasa intermittend adalah sebuah pola makan yang semakin populer belakangan ini. Dalam pola makan ini, seseorang akan mengatur jadwal makan dan puasa secara bergantian. Sebagai contoh, seseorang mungkin hanya makan selama 8 jam dalam sehari dan berpuasa selama 16 jam.
Tidak hanya membantu dalam menurunkan berat badan, intermittent fasting juga diyakini memiliki efek positif terhadap kesehatan jantung seseorang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Salah satu mekanisme yang menjelaskan efek positif intermittent fasting terhadap kesehatan jantung adalah dengan mengurangi peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Dengan melakukan intermittent fasting, tubuh memiliki waktu untuk memperbaiki dan membersihkan sel-sel yang rusak, sehingga peradangan dapat dikurangi.
Selain itu, intermittent fasting juga dapat membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol dalam tubuh. Kedua faktor ini juga merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Dengan mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol, risiko penyakit jantung dapat dikurangi secara signifikan.
Namun, meskipun intermittent fasting memiliki banyak manfaat bagi kesehatan jantung, tidak semua orang cocok dengan pola makan ini. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai intermittent fasting, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes atau gangguan makan.
Dengan demikian, intermittent fasting dapat menjadi salah satu cara yang efektif dalam mengurangi risiko penyakit jantung. Namun, tetap perhatikan pola makan yang seimbang dan sehat, serta tetap konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan manfaat yang optimal bagi kesehatan jantung Anda.